D' GreenLupHer

Kucoba dalami makna langit yang kelam
Sosokku tergambar olehnya
Tanpamu tentunya…
Jiwa telah menyatu dalam cinta
Terpisah juga karenanya
Bertatapan dalam mimpi dan bayang
Juga bermakna,,
Ada dinding tebal diantara sosok kita
Wajah bahkan tak mampu bersua
Kata tak mampu bermanja
Dalam rangkaiannya

Waktu…
Begitu lama rasanya berganti
Tak pernah mau tahu
Rantai-rantai rindu
hampir membuat nafasku terhenti
D' GreenLupHer

Ya Allah,
Maafkan aku yang terlalu banyak mengeluh, dan menuntut. Padahal aku tahu dosa yang kulakukan mungkin tidak akan bisa Kau maafkan. Kusadari ini sebagai bentuk penghukumanmu terhadapku yang telah lalai. Dan sungguh itu teramat sangat sakit, hingga rasa rasanya aku tidak akan lebih lama bisa bertahan dan bersabar dengan keadaan. Bahkan  saat telah kutahu bahwa azabMu akan lebih di akhiratMu. Tapi kumohon ya Allah, kuatkan hatiku, kuatkan hatiku untuk tetap sabar.

Ya Allah,
Penyesalanku melakukan hal yang kau benci mungkin akan berkepanjangan. Bahkan hingga di akhirat saat semua azab akan menghakimi laku ku.
Tidak pernah terpikirkan sekalipun kehidupan rumahtanggaku setelah menikah akan seperti ini. Sulit bagiku bernafas, menentukan langkah harus bagaimana, kemana dan seperti apa. Angan anganku untuk memiliki keluarga yang tenang dirumah sendiri, menentukan apapun hanya dengan kesepakatan suami, juga cukup secara batiniah dan financial bahkan tidak bisa kugapai. Entah sampai kapan. Orang orang yang mengenaliku ungkin akan berpikir aku akan bahagia dengan pernikahanku. Yah, aku bahagia. Namun, di banyak sisi, tidak. Aku seorang yang rapuh dan tak berdaya. Itu semua karena kami memulainya dengan dosa, rahasia yang tak boleh oranglain kketahui, dan yang paling penting adalah utang yang menumpuk.  Kami bukannya memulai semua dari awal, tapi berpikir dan bekerja keras melunasi utang.

Ya Allah, aku sayang suamiku, dan perasaan itu telah memenuhi seluruh ruang hatiku. Bahkan karena penuhnya ruang itu, tak ada ruang untuk bisa membuat hatiku jengkel padanya. Aku mencintainya dengan segala kekurangan dan kelebihannya. Jika tanganku ini bisa memeluknya erat, akan kupeluk erat ia, dan tidak akan biarkannya pergi. Aku menangis saat ia susah, aku tertawa jika ia bahagia. Aku terluka jika ia terluka, dan selalu mencemaskannya. Aku pun selalu menitipkan doa untuknya setiap bertemu denganmu. Bahkan ia tak tahu, pernah suatu malam ia sangat lelah dan tertidur lebih dahulu. Kuliat guratan guratan letih pada wajahnya, dan tak terasa airmataku jatuh. Kusadari tiap hari ia bekerja sangat keras. Tapi..
Ya Allah, maafkan jika aku mengeluh. Tapi aku tidak bahagia dengan keadaan ini. Tapi kutahu, semakin aku mengeluh, memojokkan, menuntut bahkan memaksa suamiku untuk membahagaiakanku dengan cara yang kutahu saat ini belum bisa ia lakukan, maka semakin berdosalah aku. Aku lebih memilih untuk tertekan dalam batin, menyimpan semuanya rapat didalam hati, dibandingkan menambah dosa, dan juga menambah beban batin suamiku. Aku tahu, ia menyayagiku, bahkan lebih dari dirinya sendiri. Keadaan awal yang membuat hati kami tersiksa.

Ya Allah, jika ini adalah cobaan, maka cukupkan cobaanMu ini Ya Allah, aku sudah jera.
Namun, jika ini adalah azab, aku tak bisa berkata apa Tuhanku. Kami hanya hambaMu yang penuh dosa dan mengharapkan pintu maafMu terbuka…..